Tak Punya Makanan Muslim Somalia tak Bisa Sahur & Berbuka
INILAH.COM, Mogadishu – Bagi Muslim Somalia, saat sahur dan berbuka merupakan mimpi buruk. Mereka terpaksa tak menelan makanan dan kelaparan sepanjang hari.
Di saat Muslim seharusnya mengisi perut dengan makanan untuk sahur dan berbuka, Muslim di Somalia hanya bisa gigit jari. Mereka saat ini, seperti dilansir Daily Star, sedang mengalami bencana kelaparan terberatnya.
Puluhan ribu warga Somalia mengungsi di sejumlah kamp-kamp pengungsi terbesar dunia di negara tetangga, Kenya. Salah satu warga Somalia di kamp penampungan itu, Mohammad Mohamud Abdulle, mereka tak memiliki makanan.
“Ini hari terburuk. Seluruh keluarga saya kelaparan dan saya tak punya apa-apa untuk memberi mereka makan. Kelaparan ini malah dua kali lipat, ketimbang saat kami berada di rumah,” ujarnya.
Warga Somalia yang mengungsi untuk menghindari kelaparan mengatakan, mereka pergi karena tak ada makanan untuk berbuka puasa. Biasaya, mau tak mau mereka memang berpuasa karena makanan amat minim.
Namun kali ini berbeda, karena tak ada makanan untuk sahur dan berbuka. “Saya tak puasa. Sebab tak ada makanan untuk sahur dan buka puasa,” ujar Nur Ahmad, pria Somalia yang memiliki enam anak di kamp pengungsi di Mogadishu.
Ahmad harus mengurus keenam anaknya sendirian karena istrinya meninggal tahun lalu setelah melahirkan. PBB menyatakan, lebih dari 11 juta orang di kawasan Horn of Africa butuh bantuan pangan.
Sayang, 2,2 juta diantara jumlah orang kelaparan tersebut berada di wilayah yang dikuasai Al Qaeda. Sehingga aktivis dan bantuan pangan enggan masuk ke teritori tersebut.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Senin (1/8) telah mendistribusikan bantuan pangan kepada 162 ribu penduduk Somalia di wilayah pemberontak. PBB juga meningkatkan bantuan pangan melalui udara, sejak pekan lalu.
INILAH.COM, Mogadishu – Bagi Muslim Somalia, saat sahur dan berbuka merupakan mimpi buruk. Mereka terpaksa tak menelan makanan dan kelaparan sepanjang hari.
Di saat Muslim seharusnya mengisi perut dengan makanan untuk sahur dan berbuka, Muslim di Somalia hanya bisa gigit jari. Mereka saat ini, seperti dilansir Daily Star, sedang mengalami bencana kelaparan terberatnya.
Puluhan ribu warga Somalia mengungsi di sejumlah kamp-kamp pengungsi terbesar dunia di negara tetangga, Kenya. Salah satu warga Somalia di kamp penampungan itu, Mohammad Mohamud Abdulle, mereka tak memiliki makanan.
“Ini hari terburuk. Seluruh keluarga saya kelaparan dan saya tak punya apa-apa untuk memberi mereka makan. Kelaparan ini malah dua kali lipat, ketimbang saat kami berada di rumah,” ujarnya.
Warga Somalia yang mengungsi untuk menghindari kelaparan mengatakan, mereka pergi karena tak ada makanan untuk berbuka puasa. Biasaya, mau tak mau mereka memang berpuasa karena makanan amat minim.
Namun kali ini berbeda, karena tak ada makanan untuk sahur dan berbuka. “Saya tak puasa. Sebab tak ada makanan untuk sahur dan buka puasa,” ujar Nur Ahmad, pria Somalia yang memiliki enam anak di kamp pengungsi di Mogadishu.
Ahmad harus mengurus keenam anaknya sendirian karena istrinya meninggal tahun lalu setelah melahirkan. PBB menyatakan, lebih dari 11 juta orang di kawasan Horn of Africa butuh bantuan pangan.
Sayang, 2,2 juta diantara jumlah orang kelaparan tersebut berada di wilayah yang dikuasai Al Qaeda. Sehingga aktivis dan bantuan pangan enggan masuk ke teritori tersebut.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Senin (1/8) telah mendistribusikan bantuan pangan kepada 162 ribu penduduk Somalia di wilayah pemberontak. PBB juga meningkatkan bantuan pangan melalui udara, sejak pekan lalu.
0 komentar:
Posting Komentar