Ads 468x60px

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu

bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

kuatkanlah ikatannya
tegakkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya

terangilah dengan cahyaMu
yang tiada pernah padam
ya Robbi bimbinglah kami

rapatkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakkal padaMu

hidupkan dengan ma’rifatMu
matikan dalam syahid di jalanMu
Engkaulah pelindung dan pembela

Senin, 02 Maret 2009

SEANDAINYA RASULULLAH SAW KE RUMAH KITA..

Bayangkan apabila rasulullah saw dengan izin ALLAH tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita.
Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita. Apa yang akan kita lakukan? Mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas mempersilakan masuk ke ruang tamu. Kemudian kita tentu akan meminta dengan sangat agar Rasulullah sudi menginap beberapa hari di rumah kita.

Beliau tentu tersenyum…
tapi, barangkali kita meminta pula Rasulullah saw menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat Video CD rated R18+ yang ada di ruang tengah. Kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam.

Beliau tentu tersenyum…
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang di ruang tamu, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafal ALLAH dan Muhammad yang ada di ruang tamu samping dan kita meletakkannya di ruang tamu.

Beliau tentu tersenyum…
Bagaimana bila kemudian Rasulullah saw bersedia menginap di rumah kita? Barangkali kita teringat bahwa kita lebih hafal lagu-lagu barat daripada mengahafal shalawat. Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui sedikit pun sejarah Rasulullah saw karena kita lupa dan lalai mengajari anak-anak kita.

Beliau tentu tersenyum…
Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui satu pun nama keluarga Rasulullah dan sahabatnya, tetapi hafal di luar kepala mengenai anggota F4 atau nama teman-teman Spongebob. Barangkalai kita harus menyulap satu kamar mandi menjadi ruang shalat. Barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk berhadapan kepada Rasulullah saw.

Beliau tentu tersenyum…
Belum lagi koleksi buku, kaset, dan karaoke kita. Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita? Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke mesjid meskipun adzan berkumandang…

Beliau tentu tersenyum…
Barangkali kita menjadi malu karena pada saat maghrib, keluarga malah sibuk di depan TV. Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan shalat sunnah. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al-Qur’an. Barangkali kita menjadi malu karena tidak mengenal para tetangga di sekitar.

Beliau tentu tersenyum…
Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah saw menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita. Barangkali kita menajdi malu jika Rasulullah saw bertanya tentang nama dan alamat tukang penjaga masjid di kampung kita.
Betapa senyum beliau masih ada di situ…
Bayangkan apabila Rasulullah saw tiba-tiba muncul di depan rumah kita…
Apa yang akan kita lakukan??? Masihkah beliau masuk dan menginap di rumah kita? Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu???

Maafkan kami ya Rasulullah…
Masihkah beliau tersenyum?

Senyum pilu, senyum sedih, dan senyum getir…..
Oh, betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah

Sumber: Buku Seri Mentoring DKM UNPAD

0 komentar:

Posting Komentar