Ads 468x60px

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu

bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

kuatkanlah ikatannya
tegakkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya

terangilah dengan cahyaMu
yang tiada pernah padam
ya Robbi bimbinglah kami

rapatkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakkal padaMu

hidupkan dengan ma’rifatMu
matikan dalam syahid di jalanMu
Engkaulah pelindung dan pembela

Featured Posts

Semua yang berasal dari hati akan sampai pada hati pula..

Jumat, 06 Februari 2015

Kembalikan pada-Nya

Kembalikan Semua Urusan Kepada Allah
Tidak ada satupun yang tidak disaksikan Allah
Tidak ada satupun yang tidak didengar Allah
Tidak ada satupun yang lepas dari Kekuasaan Allah
Tidak ada satupun yang dapat terjadi tanpa izin Allah
Oleh karena itu, siapapun yang punya keinginan, punya harapan, punya ketakutan
Tapi tidak kembali kepada Allah, maka itulah persoalan terbesar kita.
Apapun yang kita inginkan pasti dalam kekuasaan Allah
Apapun yang kita cemaskan, pasti dalam genggaman Allah
Seharusnya kepada Allah lah kembalinya segala urusan, baik harap maupun takut.
(aa gym)

Kutarik nafas panjang dan kembali melangkahkan kaki dengan iringan doa dan tawakal pada-Nya.

Rabu, 04 Februari 2015

Melipatgandakan Kebaikan


Alhamdulillah, akhirnya diberi kesempatan lagi buat bersihin debu-debu yang ada di halaman blogspot ini :D
Semenjak sekitar tujuh bulan yang lalu, aku mulai mengabdi di Rumah TahfidzQu sebagai kakak pembimbing untuk adek-adek SMA. Di sini aku dipertemukan dengan dua sahabat seperjuangan, mba Muhshonah Mujahidah (biasa kami panggil Mba Ana) dan Halimatu Sa'diah (Diah). Hari-hariku semakin berwarna karena mereka. Banyak yang kupelajari dari mereka. Tentang perjuangan, persaudaraan, parenting, ketegasan, kedisiplinan, dan masih banyak lagi.
Sungguh tak kusangka bisa masuk dalam lingkungan pesantren (walau pesantren modern) seperti ini. Aku dulu berandai-andai saat duduk di bangku SMA. Andaikan aku masuk pesantren. Dan Allah mengijabah doaku dengan cara terbaik-Nya.. Terima kasih yaa Allah :')

Selasa, 13 Mei 2014

Sembilan Jam yang Berharga

Foto saat kecil
Senin, 12 Mei 2014


Pagi ini seperti biasa, usai sholat subuh, aku bergegas mempersiapkan diri untuk mengajar Tahsin di Program Learning Quran Intensif (LQA) yang diadakan oleh Rumah TahfidzQu. Tak terasa, hampir setahun ini aku menjadi santri di sana. Setlah siap, aku berjalan menuju Rumah Tahfidz Non Mukim yang digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar Quran pada santri non Mukim. Sembari menanti peserta LQA datang, aku mempersiapkan hafalan yang akan kusetorkan pada 'Ammah, begitu panggilan kami kepada Ustadzah yang membimbing kami. Tak seperti biasanya, peserta LQA datang lebih lama dari biasanya. Tetiba dari layar Handphone ku muncul sms dari mama. "Nduk, nanti jangan lupa jemput mas Vian di stasiun jam 9 ya. Balas" 
Segera saja kubalas sms dari wanita istimewa yang Allah ciptakan untuk menjadi ibuku, "Okk.."
Yap, hari ini kakak ku, Mas Vian, datang ke Jogja. Ada beberapa urusan yang harus ia selesaikan. Tak lama kemudian setelah aku membalas sms dari mama, peserta LQA pun mulai berdatangan. Kelas pun dimulai.
Tak sabar rasanya, sambil menahan kantuk saat mengajar, akupun mulai menyimak bacaan mereka satu per satu. Enam puluh menit pun berlalu, materi tahsin hari ini selesai. Aku segera menutup kelas dan bergegas kembali menuju asrama. 
***

Rabu, 02 April 2014

Mutiara Peradaban

Saat awal kita berjumpa,
binar yang tampak pada mata kalian begitu indah..
Awal kita berjumpa, aku sadar bahwa skenario-Nya tengah berjalan..
Ia mulai memautkan hati-hati kita, perlahan..
Hingga kini, kurasa perjalanan kita baru saja dimulai,
memperbaiki diri, bersama berjuang..

Kemudian Ia simplkan hati ini, dengan ikatan-Nya yang kokoh..
bak pohon yang akarnya mengakar begitu dalam,
dan batang pohonnya menjulang tinggi
daun-daunnya lebat meneduhkan,
dan buahnya begitu manis,
sangat sangat manis..
ya, buah itu berasa dari pohon iman

Rabu, 05 Februari 2014

Hati yang Kosong

“Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak ada sedikitpun dari Al Qur’an maka ia bagaikan rumah yang kosong.”
(HR. Tirmidzi)



Taukah kau bagaimana gambaran rumah kosong itu? Ya. Rasulullah mengajarkan kita menggunakan perumpamaan-perumpamaan agar lebih mudah dipahami. Dalam benak kita, tentu rumah kosong merupakan sesuatu tempat yang tak menyenangkan. Tak ada yang namanya kenyamanan, bahkan rumah kosong identik dengan suatu tempat yang menyeramkan. Begitulah kondisi hati yang tak ada sedikitpun Qur'an didalamnya.

Jumat, 13 Desember 2013

Refleksi Perjalanan, Suka Duka Kita Seirama



“Ketika orang tertidur kau terbangun, itulah susahnya. Ketika orang merampas kau membagi, itulah peliknya. Ketika orang menikmati kau menciptakan, itulah rumitnya. Ketika orang mengadu kau bertanggung jawab, itulah repotnya. Oleh karena itu, tidak banyak orang bersamamu disini, mendirikan imperium kebenaran”
(KH. Rahmat Abdullah)

            Menyatukan visi, menyatukan hati tentulah  sangat dibutuhkan dalam menjalankan peran sebagai BKK. Karena ketika ada egoisme yang mulai meninggi, maupun prasangka yang mulai menghitam, bahkan rasa peduli telah menipis, maka kembali mengingat apa tujuan kita bergerak akan kembali meredakannya. Begitulah seharusnya. Langkah kami diawali dengan sebuah jargon, yang menurut saya sangat dalam maknanya, “Suka duka kita seirama” Dimana sebagai sesama muslim ibarat satu tubuh, yang apabila satu anggota tubuhnya merasa sakit, maka begitu pula seharusnya.

            Pada awal perjalanan, kami melakukan sebuah perjalan untuk menuju sebuah tempat yang di benak kami begitu indah panoramanya. Dan di perjalanan inilah saya merasa bahwa perjalan ini seolah menjadi refleksi setahun kepengurusan 1434 H yang akan kami lalui. Kami berangkat dengan sebuah tujuan yang sama. Dengan komposisi tiga motor yang kami kendarai, kami berangkat. Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, kami akhirnya mulai  melalui bukit yang begitu tinggi, berkelok-kelok, di bibir jalan ada tebing dan jurang yang menemani, dan kami tetap berjalan dengan semangat. Hingga ditengah perjalanan, hujan deras pun turun, kami segera mengenakan jas hujan dan melanjutkan perjalanan. Namun di tengah perjalanan  salah satu motor yang dikendarai di antara kami terjatuh, dan saat itu segera semua motor menghentikan lajunya. Segera kami sigap membantu saudara kami yang terjatuh itu, dan kami beristirahat sejenak di sebuah mushola kecil sembari menanti hujan berhenti.

Jumat, 22 November 2013

Skenario-Nya

Sahabat Seperjuangan di SMA, tempat kumenemukan CAHAYA
          Aku rasa memang sejak awal bertemu, aku sudah jatuh cinta dengan kota ini, Jogjakarta. Sejak SMP aku banyak mendengar tentangmu, dan aku ingin sekali bisa melanjutkan pendidikanku di kota ini, Jogjakarta. Bahkan aku hanya memfokuskan diriku untuk masuk ke Universitas yang ada di Jogja, lebih tepatnya, Psikologi UGM. Aku masih ingat, hari itu aku menangis. Impian ku untuk masuk ke Psikologi UGM kandas sudah, restu mama tak kukantongi. “Sudahlah, pilih saja Biologi, Kehutanan, atau Perikanan” kata mama padaku yang tetap bersikeras ingin masuk ke Psikologi UGM.
“Kenapa harus IPA sih, Ma? Kalo psikologi IPA berarti di UNS kan? Dan aku maunya kuliah di Jogja, Ma”  sanggahku.Mungkin ini bukan sebuah kisah yang terjadi padaku saja. Atau mungkin kamu, yang sedang membaca tulisan ini. Namun, jangan berhenti disini. Mari kita lanjutkan ceritanya.
UGM, Universitas Harapan