Ads 468x60px

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu

bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

kuatkanlah ikatannya
tegakkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya

terangilah dengan cahyaMu
yang tiada pernah padam
ya Robbi bimbinglah kami

rapatkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakkal padaMu

hidupkan dengan ma’rifatMu
matikan dalam syahid di jalanMu
Engkaulah pelindung dan pembela

Sabtu, 29 Januari 2011

Menutup diri, membuka hati..






Lagi, malam ini otakku kembali dipenuhi aliran kata yang hendak tumpah dalam kertas maya. Bercerita tentang sesosok muslimah dalam pencariannya.
Kurang lebih tiga tahun lalu seorang gadis mulai memantapkan diri untuk menutup aurot sesuai dengan nadzarnya.
Berat memang, awalnya.
Ia merasa berat karena harus meninggalkan pakaian-pakaian "Pendek" yang biasa ia pakai dalam kesehariannya.
Ia merasa berat karena rambut yang biasa dihias dengan pita-pita cantik nan lucu harus ditutupi dengan selembar kain yang menutupi helaian rambutnya.
Ia merasa berat harus berpenampilan layaknya seorang muslimah yang berjilbab yang biasanya sudah paham masalah agamanya.
Ia merasa berat karena takut teman-temannya menjauhi dirinya.
hingga akhirnya, ia mulai "terpaksa" untuk menjalankan nadzarnya itu.

Senandung Kematian


“Bagaimana kau merasa bangga akan dunia yang sementara..”
Deg! Lirik lagu yang telah lama mengiringi website saya di multiply maupun blogspot kali ini rasanya berbeda.. Tiba-tiba saya teringat akan suatu kepastian yang pasti kita lalui. Suatu fase kehidupan dimana setiap yang bernyawa pasti akan mati. Entahlah, mungkin banyak orang memilih menghindari mengingat mati. Katanya “Kematian itu menyeramkan.” Benarkah?
Memang, kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Namun sebenarnya tiap detik yang terlewati kita tengah mendekat pada masa diman kita akan mengalami sebuah fase yang disebut dengan MATI. Bahkan mungkin saat ini ketika kita tengah asyik menulis, membaca, atau sekedar fesbukan sebenarnya kita tengah dekat dengan ajal kita. Wallahua’lam.
Memang, kematian adalah sebuah misteri yang pasti. Seperti yang tercantum dalam Surat Al-Ankabut ayat 57,“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.”
Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Kita biasanya terbuai dalam kehidupan dunia yang sekejap ini. Kalo kata orang jawa,”Urip ning ndonya iki mung mampir ngombe” (Hidup di dunia ini hanya mampir minum).