Ads 468x60px

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu

bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

kuatkanlah ikatannya
tegakkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya

terangilah dengan cahyaMu
yang tiada pernah padam
ya Robbi bimbinglah kami

rapatkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakkal padaMu

hidupkan dengan ma’rifatMu
matikan dalam syahid di jalanMu
Engkaulah pelindung dan pembela

Sabtu, 29 Januari 2011

Senandung Kematian


“Bagaimana kau merasa bangga akan dunia yang sementara..”
Deg! Lirik lagu yang telah lama mengiringi website saya di multiply maupun blogspot kali ini rasanya berbeda.. Tiba-tiba saya teringat akan suatu kepastian yang pasti kita lalui. Suatu fase kehidupan dimana setiap yang bernyawa pasti akan mati. Entahlah, mungkin banyak orang memilih menghindari mengingat mati. Katanya “Kematian itu menyeramkan.” Benarkah?
Memang, kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Namun sebenarnya tiap detik yang terlewati kita tengah mendekat pada masa diman kita akan mengalami sebuah fase yang disebut dengan MATI. Bahkan mungkin saat ini ketika kita tengah asyik menulis, membaca, atau sekedar fesbukan sebenarnya kita tengah dekat dengan ajal kita. Wallahua’lam.
Memang, kematian adalah sebuah misteri yang pasti. Seperti yang tercantum dalam Surat Al-Ankabut ayat 57,“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.”
Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Kita biasanya terbuai dalam kehidupan dunia yang sekejap ini. Kalo kata orang jawa,”Urip ning ndonya iki mung mampir ngombe” (Hidup di dunia ini hanya mampir minum).
Kita sering berpikir, “Aku akan kuliah dimana ya?”.. “Aku akan kerja diperusahan mana ya?”.. “Aku besok pagi pake baju apa ya?” dan banyak hal lagi yang kita pikirkan yang sering membuat kita LUPA, bahwa tak ada yang menjamin bahwa esok bahkan semenit atau seditik kedepan kita masih hidup. Sungguh! Tak ada yang menjamin.Kematian itu misteri, sobat.. Kematian bukan hanya terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut, bukan! Kematian bukan hanya terjadi pada orang yang sudah sakit-sakitan, bukan! Kematian itu sebuah kepastian yang akan kita alami, cepat atau lambat.
Sungguh, saya menulis tulisan ini dengan perasaan yang was-was.. karena saya sering luput untuk mengingat kematian.
Tak dapat kita lari dari kematian. Allah menjelaskan dalam surat cintaNya, Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)
Ya! Tiap orang (termasuk SAYA juga ANDA) yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. KITA pasti akan MATI, tanpa terkecuali. Saya sangat miris dengan kisah-kisah orang yang mendahului takdir alias bunuh diri (naudzubillah). Di Jepang ada yang memilih harakiri (bunuh dirinya orang jepang) daripada hidup dipermalukan. Di Amerika ada sebuah jembatan yang tiap waktu ada orang yang berusaha bunuh diri dengan terjun dari jembatan tersebut. Mereka seolah tak mengerti bahwa dunia ini hanyalah sekejap saja. Seperti lirik dalam lagu Bang Opick “Dunia dipenuhi dengan hiasan. Semua yang ada akan kembali pada-NYA” Memang seperti itulah.
Harta yang mungkin didapat dari kerja yang tak halal, keluarga yang mungkin kita acuhkan, teman-teman yang mungkin kita sakiti, nilai-nilai ujian yang kita banggakan dari hasil mencontek, semua itu hanya sementara sobat. Kembali ke lirik Bang Opick,”Bila waktu tlah berlalu, teman sejati tinggalah amal. Bila waktu tlah terhenti teman sejati tinggalah sepi.” Ya! Benar sekali, 3 hal yang bisa kita jadikan bekal untuk kematian kita adalah Amal jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan Doa dari anak yang sholeh. Ya, hanya tiga perkara itu. Dan tiap perbuatan yang kita lakukan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban. Bahkan tulisan ini pun akan diminta pertanggungjawabannya kelak. (Ya Alloh ampuni jika niatan hamba masih buram, mohon ampunilah khilaf hamba T_T)
Namun, saya percaya bahwa Alloh itu Maha Pemurah, sebelum semua terlambat, selama nafas ini masih berhembus, selama jantung ini masih berdetak, maka belum terlambat untuk memperbaiki diri. Maka, saya pribadi memohon maaf yang sebesar-besarnya jika tingkah, lisan, juga tulisan2 saya menorehkan luka, saya mohon maaf se-jiddan2nya.. se-katsir2nya.. T_T sebelum semua terlambat.. Saya mohon maaf.. semoga bisa khusnul khothimah, dan syahid dijalan-NYA.. T_T aamiin
Ervira Rusdhiana, dalam keheningan malam
Madiun, 22 Januari 2011 (00.41)

0 komentar:

Posting Komentar