Ads 468x60px

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu

bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

kuatkanlah ikatannya
tegakkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya

terangilah dengan cahyaMu
yang tiada pernah padam
ya Robbi bimbinglah kami

rapatkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakkal padaMu

hidupkan dengan ma’rifatMu
matikan dalam syahid di jalanMu
Engkaulah pelindung dan pembela

Selasa, 13 Mei 2014

Sembilan Jam yang Berharga

Foto saat kecil
Senin, 12 Mei 2014


Pagi ini seperti biasa, usai sholat subuh, aku bergegas mempersiapkan diri untuk mengajar Tahsin di Program Learning Quran Intensif (LQA) yang diadakan oleh Rumah TahfidzQu. Tak terasa, hampir setahun ini aku menjadi santri di sana. Setlah siap, aku berjalan menuju Rumah Tahfidz Non Mukim yang digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar Quran pada santri non Mukim. Sembari menanti peserta LQA datang, aku mempersiapkan hafalan yang akan kusetorkan pada 'Ammah, begitu panggilan kami kepada Ustadzah yang membimbing kami. Tak seperti biasanya, peserta LQA datang lebih lama dari biasanya. Tetiba dari layar Handphone ku muncul sms dari mama. "Nduk, nanti jangan lupa jemput mas Vian di stasiun jam 9 ya. Balas" 
Segera saja kubalas sms dari wanita istimewa yang Allah ciptakan untuk menjadi ibuku, "Okk.."
Yap, hari ini kakak ku, Mas Vian, datang ke Jogja. Ada beberapa urusan yang harus ia selesaikan. Tak lama kemudian setelah aku membalas sms dari mama, peserta LQA pun mulai berdatangan. Kelas pun dimulai.
Tak sabar rasanya, sambil menahan kantuk saat mengajar, akupun mulai menyimak bacaan mereka satu per satu. Enam puluh menit pun berlalu, materi tahsin hari ini selesai. Aku segera menutup kelas dan bergegas kembali menuju asrama. 
***

Jam menunjukkan pukul 8.10. Sambil menunggu giliran setoran, aku kembali mempersiapkan hafalan yang akan kusetorkan. Beberapa saat kemudian Mas Vian mengirimkan pesan via whatsapp padaku, "Dekk.. ak dh sampe solo sejam lagi sampe.." Aku pun bergegas menuju rumah 'Ammah dan menyetorkan hafalan baruku. Saat aku tengah setoran, Silmy (Mas Ilmy), anak sulung Ustadzah kami yang berusia sekitar 2 tahun lebih memberikan handphone padaku sembari merengek,"'Ammah Vila, mas mau maen ngeng-i-ngeng-i" Aku bermaksud mengambil handphone karena mengerti apa yang dimaksud Silmy. Ternyata Mas Vian menelepon. Aku ijin ke 'Ammah untuk mengangkat telepon dari mas Vian. 

"Dek, aku udah di Lempuyangan" katanya.
"Iya. Bentar ya, Mas. Aku selesein setoranku dulu. Habis itu aku ke sana. Assalamu'alaykum" jawabku singkat sambil sedikit meringis karena dilihat 'Ammah.
'Ammah nampak paham gerak-gerikku, segera setelah setoran aku diijinkan untuk menjemput kakakku satu-satunya itu. Setelah berpamitan dengan 'Ammah, aku segera mengambil motor dan melaju menuju Stasiun Lempuyangan. 

***

Usai  bertemu dengan Mas Vian, kami pun memulai perjalanan sesuai dengan rencana yang telah Mas Vian atur sebelumnya: beli baju biru, ke Jogjatronik, ambil pigura, ambil HD, beli kacamata. Yak, hari ini nampaknya aku seperti asisten pribadi kakakku ini. Hehe, tak apa, aku merasa sangat senang bisa menemani Mas Vian. Tujuan pertama kami adalah beli kaos biru untuk adek temennya Mas Vian. Sesampai di toko baju, aku memilihkan beberapa baju yang cocok untuk anak usia remaja. Dan setelah berpindah ke dua toko, akhirnya kami menemukan baju yang pas. Tiba-tiba mas Vian menawarkan padaku untuk memilih baju yang aku suka. Wah! Kurasa ini kali pertamanya Mas Vian dan aku membeli baju bersama. Hehe, bahagia rasanya. :) Mas Vian ikut memilihkan baju yang pas untukku. Setelah membayar dan keluar dari toko, aku segera mengucapkan terima kasih pada mas Vian.

Perjalanan kami masih berlanjut, ke Jogjatronik. Disana kami berkeliling mengambil hadiah power bank untuk Galaxy Note 3 baru milik mas Vian dan membeli charger kamera Sony miliknya. Namun sayang, hadiah power bank dari pembelian Galaxy Note 3 milik Mas Vian baru bisa di ambil kembali tanggal 21-25 Mei, jadi kami hanya berhasil membeli charger kamera Sony.

Waktu dzuhur pun tiba. Usai dari Jogjatronik, kami mampir ke Maskam untuk menunaikan sholat dzuhur. Namun, saat memasuki maskam mas Vian berkata, "Dek, aku ga bawa sarung" 
"Bentar, Mas. Aku carikan ya. Aku pinjemin temenku di JS. Mas Vian wudhu dulu aja." aku bergegas menuju sekre JS dan meminjam sarung di sana. Alhamdulillah ada ikhwan JS yang berbaik hati untuk mencarikan pinjaman sarung. Segera aku menghampiri kembali Mas Vian yang sedang duduk di selasar utara dekat tempat wudhu. Kami pun melaksanakan sholat Dzuhur dan kembali melanjutkan perjalanan menuju daerah Kampus Atmajaya untuk mengambil hardisk eksternal Mas Vian yang diperbaiki karena jatuh. Setibanya kami di sana, alhamdulillah datanya berhasil diselamatkan, tapi HDnya tidak bisa digunakan lagi. Akhirnya kami harus pergi untuk membeli HD baru untuk menyimpan data yang berhasil diselamatkan. Waktu hampir menginjak ashar, kami segera melaju ke toko komputer, membeli HD eksternal, dan kembali ke tempat servis HD. Kami pun menunggu tranfer data sebanyak 600 GB untuk disimpan di HD baru milik Mas Vian yang akan di bawa ke Kalimantan lusa. Hingga pukul 17.30an, akhirnya kami beranjak menuju stasiun. Walau letih, aku merasa senang karena bisa menemani mas Vian dalam beberapa jam ini. Mungkin, kami memang berbeda, dengan gaya kami masing-masing. Namun, kurasa saat ini kami punya cara yang berbeda. Gaya komunikasi kami pun berubah secara perlahan, mungkin. Suatu saat nanti, saat kami memiliki hidup masing-masing, kuharap kami masih bisa dekat, bahkan semakin dekat.

Kuharap, persaudaraan kita bisa berujung di Syurga, Mas.. 
Aku mungkin belum bisa menjadi adik yang baik.. 
atau mungkin sering membuat kecewa dengan sikapku, 
aku baru merasa dekat denganmu, Mas..
walau arah kita sering bersebrangan, 

kadang aku ke barat, sedang kau ke timur. 
Namun kuharap kita dapat bertemu di satu titik kekal..
aku bangga padamu, Mas. 
kau yang aku ceritakan pada sahabat-sahabatku,
kau yang dalam diam menginspirasi dan mengajariku,
Terima kasih, Mas.. 
Semoga kita bisa membahagiakan mama dan papa.. 
menjadi investasi kebaikan mereka di akhirat.. 
yang doanya mengalir, saat tak ada lagi bekal yang dapat dibawa.. 
Sungguh aku mencintaimu karena Allah.. 
aku ingin kita sekeluarga bisa berkumpul kembali,
bercengkrama dalam Syurga-Nya.. 
saat pertemuan abadi bermula.. 
Semoga kau mendengarkan suara hati.. 

Dulu dan sekarang


4 tahun lalu
Saat Mas Vian Wisuda




3 komentar: