Ads 468x60px

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu

bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

kuatkanlah ikatannya
tegakkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya

terangilah dengan cahyaMu
yang tiada pernah padam
ya Robbi bimbinglah kami

rapatkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakkal padaMu

hidupkan dengan ma’rifatMu
matikan dalam syahid di jalanMu
Engkaulah pelindung dan pembela

Selasa, 26 Mei 2009

Kiyai dan Ayam


-->
Selepas Isya’, setelah merasa cukup memberikan pengajian selama bertahun-tahun pada santrinya, seorang Kiyai memberikan santrinya masing-masing seekor ayam. Kiyai berpesan, “terimalah ayam ini, lalu semblihlah ditempat, dimana tidak ada yang bisa melihat apa yang kamu lakukan.”
Subuh itu udara cukup dingin, namun Kiyai dan para santrinya sudah berkumpul di Langgar. Selepas shalat subuh berjama’ah, Kiyai bertanya perihal ayam yang diberikannya itu. Seorang santri senior meminta ijin berbicara, “Kiyai, saya sudah jalankan pesan Kiyai untuk menyemblih ayam itu di tempat yang tak bisa ada yang melihat saya menyemblih ayam itu.”
Kiyai tersenyum, “Dimana kamu semblih?”
Santri menjawab, “Di belakang sumur, malam tadi tepat jam 12.00
“Kamu yakin tak ada yg melihat perbuatan itu?,” tanya Kiyai lagi.
“Yakin….a’inul yakin, Kiyai, saya sudah periksa berulang kali tempat itu dan sudah sangat berhati-hati” jawab santri dengan takzimnya.
Kiyai menghela nafas. Dia tatap seluruh santrinya. Lalu dengan perlahan dia bertanya, “Bagaimana dengan yang lain?” Satu-satu melaporkan “tempat rahasia” mereka saat menyemblih ayam tersebut.
Kiyai sekali lagi menghela nafas. Dengan suara berat, Kiyai berkata, “Kalian semua tidak lulus…. berbulan-bulan aku mengajarkan Islam kepada kalian, sayang, kalian tak mampu menangkapnya dengan baik. Ketika kalian merasa telah menemukan suatu tempat rahasia, dimana tak ada yang bisa melihat perbuatan kalian, kalian lupa, wahai anak-anakku, bahwa sungguh tak ada tempat di dunia ini yang lepas dari pengamatan Allah!” “Ketika kalian semblih ayam itu, tak sadarkah kalian bahwa Allah melihat perbuatan itu.”
Saya menghela nafas mengingat kembali kisah di atas. Betapa sering kita lupa bahwa Allah selalu melihat dan mengetahui perbuatan kita. Ketika kita “semblih” nasib bawahan kita, kita lupa bahwa Allah melihat perbuatan kita. Ketika kita berhasil meloloskan diri dari kecurigaan isteri untuk berdua-duaan saja dengan wanita yang bukan hak kita di sebuah motel selama berjam-jam, kita lupa bahwa Allah tak bisa kita kelabui.
Ah.. bisakah kita ,melepaskan diri dari "mata" Allah, bisakah kita menemukan suatu tempat rahasia, dimana tak ada yang bisa melihat apa yang kita lakukan...?????
YA ALLAH AMPUNI KAMI...!!!

-->

0 komentar:

Posting Komentar