Ads 468x60px

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu

bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

kuatkanlah ikatannya
tegakkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya

terangilah dengan cahyaMu
yang tiada pernah padam
ya Robbi bimbinglah kami

rapatkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakkal padaMu

hidupkan dengan ma’rifatMu
matikan dalam syahid di jalanMu
Engkaulah pelindung dan pembela

Minggu, 14 Agustus 2011

Belajar Ketawadhu'an dari Tebu

Tebu (bahasa inggris: sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera. Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan mesin pemeras (mesin press) di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir yang kita kenal. Dari proses pembuatan tebu tersebut akan dihasilkan gula 5%, ampas tebu 90% dan sisanya berupa tetes (molasse) dan air.

Itu sekilas info yang bisa didapat dari wikipedia tentang pohon Tebu. Ada beberapa pelajaran tentang ketawadhu'an yang dapat kita ambil hikmahnya dari pohon tebu.
1) Pohon tebu memilih tumbuh dan berkembang di alam yang keprihatinannya mendalam.

2) Pohon tebu tidak pernah berharap hidup dengan bergelimangan kemewahan fasilitas

3) Pohon tebu menyederhanakan penampilan fisiknya, namun ia berjuang keras untuk bermanfaat dan dirindukan orang. Begitu pula dengan orang yang tawadhu', ia memiliki penampilan "biasa" namun menyimpan "sesuatu" yang membuat ia mulia dan dirindukan oleh orang.

4) Pohon tebu teruji menghadapi berbagai ujian yang ia hadapi dalam hidup ini. Jika ada yang memotong batangnya maka ia akan tumbuh lagi. Jika ada yang membakar pohon tebu, maka akan muncul tunas baru. Pun dengan orang yang tawadhu, ia memiliki daya tahan terhadap ujian kehidupan yang dihadapi

5) Tebu mengajari orang yang tawadhu' untuk kreatif dan inovatif agar bermanfaat untuk orang lain


6) Tebu rela dimanfaatkan orang lain dan siap ditempatkan dimana saja setelah ia dimanfaatkan. Andai kita ingin belajar tawadhu', bergurulah kepada pohon tebu. Dia rela dirinya "diperas", namun dia tulus meneteskan satu per satu saripati hasil perjuangannya selama ini, setelah itu ia tidak peduli dimana ia akan ditempatkan, bahkan seringkali ia dibuang ke tempat sampah. Namun jika orang bertanya,"Gula berasal dari apa?" semua orang akan serempak menjawab,"Tebu!" Itulah buah ketawadhu'an, ia Tak Kenal Henti memberi manfaat untuk orang lain.

"Sosok tebu adalah buah yang matang perencanaan, lewat tahapan-tahapan yang dirancang secara nyata dan pasti. Tiap tahapan dalam ruas-ruas tebu akan mematangkan tahapan selanjutnya. (Yang paling mans dari batang tebu itu yang paling bawah)

Maka, mari belajar tawadhu' dari tebu.. :)

*Ringkasan Kajian Ust. Syathori di Masjid Nurul Ashri

5 komentar:

  1. Sundul dulu, gan...

    BalasHapus
  2. sip..up-up-artikel pilihan.. hha..

    BalasHapus
  3. DimasAdy tentang ketawadhu'an sepohon kayu, eh tebu maksudnya..

    BalasHapus
  4. Minta dimuat di www.fastabiq.com yuach Pir?? Sekalian mow tak kasih tau dimana tempat biasa tak promosiinnya.. :)

    BalasHapus