Ads 468x60px

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu

bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

kuatkanlah ikatannya
tegakkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya

terangilah dengan cahyaMu
yang tiada pernah padam
ya Robbi bimbinglah kami

rapatkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakkal padaMu

hidupkan dengan ma’rifatMu
matikan dalam syahid di jalanMu
Engkaulah pelindung dan pembela

Selasa, 16 April 2013

Doa dan Harapan dari Hati


Hari ini, aku bertemu dengan Murobbiku di mushola apung pascasarjana UGM. Ya, beliau adalah murobbi terbaru ku setelah tiga kali berganti Murobbi selama kuliah di UGM. Menyenangkan sekali bisa menjadi muttarobbi nya. Karena sejatinya kami sudah saling mengenal cukup lama. Aku bersyukur selalu dipertemukan dengan orang-orang luar biasa yang tak terduga. Mulai dari yang dulunya hanya saling mengenal di dunia maya (ketika awal tahun 2010 saat menjadi mahasiswa baru UGM) hingga yang sudah sangat dekat juga ada. Kami dilahirkan dari rahim tarbiyyah. Dipertemukan melalui perangkat yang paling dasar dari jama'ah ini, usrah. Alhamdulillah atas segala nikmat-Mu Yaa Allah..

Saat ini aku tengah dalam keletihan yang cukup mempengaruhi aktivitasku. Kurenungi dalam-dalam, mungkin ini akibat aktivitasku yang padat sedang aku masih belajar mengatur dan mengelola waktu ku. dengan baik. 
Teringat kembali aku dengan perkataan Ibnul Jauzi:
"Terkadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun ia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan urusan dunianya. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun ia dalam kondisi tidak sehat. Apabila terkumpul pada manusia waktu luang dan nikmat sehat, sungguh akan datang rasa malas dalam melakukan amalan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu (terperdaya)." 

Astaghfirullah.. Apa itu yang tengah kualami?Aku begitu takut lalai dengan nikmat sehat dan waktu luang ku ini, hingga aku terpedaya (tertipu) seolah-olah aku sudah banyak melakukan ketaatan padahal tidak. Aku berlindung pada-Mu dari kemalasan Yaa Rabb.. 

Kembali pada diriku sendiri. Kusadari, setiap kita hendak bangkit, selalu saja ada cobaan yang melanda. Tak apa, itulah UJIAN. Kini aku tengah bertarung dengan diriku sendiri. Yaa Rabb, bimbing hamba, benar-benar hamba mohon, bimbing hamba. Aku teringat percakapan ku pagi ini dengan teman sekamarku, Azka.

"Kamu kalo berdoa harus jujur."  terangnya padaku pagi ini saat kami sedang berbincang seperti biasa. 
"Doa yang jujur itu seperti apa, Az?"  kembali aku bertanya padanya. 
"Ya kamu benar-benar berdoa karena kamu benar-benar sadar bahwa itu adalah kebutuhanmu, bukan sekedar rutinitas." terangnya panjang lebar. 
"Maksudnya, Az?" aku masih belum paham. 
"Contohnya kamu lagi TA, dan kamu berdoa sama Allah, 'Ya Allah, bantu vira untuk mengerjakan TA.' Nah! itu doa yang jujur di saat kamu benar-benar butuh dan mengungkapkan itu dari hati." terangnya kembali dengan menggunakan contoh yang memang sedang aku hadapi saat ini. 

Aku kembali merenung. Terdiam, memikirkan percakapan kami pagi ini sembari menuliskan peta hidupku yang kutulis untuk satu tahun ini. "Yaa Rabb, Apakah selama ini doa yang terucap dariku memang hanya rutinitas lisanku semata ya?" aku bergumam dalam hati. 

***

Aku tiba di Mushola Apung sekitar pukul 10.30. Belum terlihat tanda-tanda sang Murrobbi telah datang. Tiba-tiba handphone-ku bergetar, sebuah sms masuk:
from Mbak nya +628564xxxxxxx
"Tunggu ya, dek.. Mb hrs mampir dulu :)"

"Iya mba.." kubalas sms beliau dengan cepat. 

Aku kembali memperhatikan keadaan sekitar mushola pascasarjana UGM ini. Fiuh! Aktivitas yang beragam. Ada yang sedang diskusi, ada yang sedang jalan-jalan, ada yang sekedar berdiam diri di mushola sambil menikmati pemandangan kolam disekeliling Mushola Apung. Aku segera mengambil buku harianku dan menulis kembali peta hidupku yang berhenti di bulan Agustus saat kutuliskan pagi tadi. 

Tak lama kemudian Murobbiku datang. Awalnya aku diminta mengisi biodata kelompok, beberapa lembar quisioner, dan juga lembar muwashoffat. Setelah itu, kami kembali pada tujuan kami bertemu, membicarakan mengenai life plan-ku. Aku bercerita cukup panjang tentang mimpi-mimpiku. Tentang keinginanku menjadi aktivis muslimah di bidang media, tentang kegemaranku menulis, menggambar, dan lain sebagainya. Selepas obrolan panjang kami, Sang Murobbi pun memberikan penjelasan dan saran mengenai life plan-ku.
"Masih harus dilengkapi, ya. Kalau bisa sampai lima tahun." ujarnya sambil tersenyum dengan senyumannya yang hangat. 
Aku hanya mengangguk dan kembali menatap life plan-ku.
"Setelah rapi, di print dan diserahkan ke mbak, ya. Biar mbak bisa mendoakan Vira juga." lanjutnya.

Cesss...!  Kata-katanya begitu sejuk di hati. Aku mengangguk dan tersenyum padanya. 
***

Terima kasih Yaa Rabb atas indahnya nikmat ukhuwah ini.. :)

Catatan Hatiku, semoga bisa di ambil hikmahnya. :)
Jogjakarta, 16 April 2013
Ervira Rusdhiana

1 komentar: