Ads 468x60px

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu

bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

kuatkanlah ikatannya
tegakkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya

terangilah dengan cahyaMu
yang tiada pernah padam
ya Robbi bimbinglah kami

rapatkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakkal padaMu

hidupkan dengan ma’rifatMu
matikan dalam syahid di jalanMu
Engkaulah pelindung dan pembela

Kamis, 04 April 2013

#MariGerak




”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari)

Ibnul Jauzi mengatakan, ”Terkadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun ia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan urusan dunianya. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun ia dalam kondisi tidak sehat. Apabila terkumpul pada manusia waktu luang dan nikmat sehat, sungguh akan datang rasa malas dalam melakukan amalan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu (terperdaya).”

AH?! Betapa aku begitu terpukul ketika membaca kembali sabda Rasul tentang waktu dan kesehatan. Betapa masih jauh sekali rasanya aku dari standar sepuluh muwashoffat yang katanya merupakan kepribadian seorang muslim. Ya, kalau mau muroja'ah kembali apa saja 10 Muwashoffat atau kepribadian seorang Muslim, mungkin memang hafal diluar kepala. Mulai dari aqidah yang lurus, ibadah yang benar, ketangguhan akhaq, kekuatan fisik, memiliki wawasan yang luas, bersungguh-sungguh dalam memerangi hawa nafsu, mampu menununjukkan potensi di dunia kerja, teratur dalam urusan, hingga bermanfaat untuk orang lain. 

Yaa.. Hafalan di luar kepala itu tak ada artinya jika tak disertai dengan amal yang nyata! Refleksi bagi diriku sendiri. Ternyata masih begitu jauh ya...?


Yang kutahu, seorang muslim harusnya cerdas mengelola. Mengelola diri sendiri, lingkungan, keluarga, apapun dalam hal kebaikan. Kusadari, betapa waktu ibarat pedang itu memang nyata, benar. Ia dapat menusuk dirimu sendiri jika kau tak pandai menggunakannya. Dan ia bisa menjadi senjata yang menjadikan dirimu lebih kuat. Sedang sekarang, aku coba berkaca kembali, mau seperti apa hidupmu vira? Allah tak akan mengubah suatu kaum, sebelum kaum itu mengupayakannya kan? Maka masih kah kamu terus berdiam diri? TIDAK! Aku harus bangkit. Karena aku seorang muslim. Aku harus Bangkit untuk kembali bergerak! Percuma saja dengan segala urusan umat yang bisa kau selesaikan sedang urusan dirimu sendiri belum tuntas. Itu sama saja akan menjadikan dirimu beban untuk dakwah, vira. Ayo bangkit dan bergerak! Semangat Perbaikan yang kau gembar-gemborkan bukanlah jargon di mulut semata. Bukan sekedar tulisan yang tanpa nyawa. 


BERGERAKLAH! Perbaikan itu dimulai dari diri sendiri, dari hal yang terkecil dan dimulai dari SEKARANG!

#MariGerak

Catatan Hati, Ervira Rusdhiana

1 komentar:

  1. Catatan ini menjadi cerminan bukan hanya anti tapi ana dan saudara lainnya yang masih terjerembab dan stuck in a hole tanpa mempunyai keinginan untuk menolong sendiri untuk bangkit. Menggerakkan pikiran untuk kemudian meng-sinkronkannya dengan organ badan.

    Nice post, keep on moving (^_^)/

    BalasHapus