“perasaan yang sangat
berbeda di tanggal yang sama untuk tahun ini dan tahun kemarin”
Hari itu hari
sabtu, tanggal tujuh bulan empat. Bertepatan dengan hari lahirku di usia yang
menginjak sembilan belas tahun. Mungkin kutipan di atas itu mewakili perasaan sabtu pagiku. Biasa
saja. Itu yang kurasa. Memang, aku mulai memposisikan hari lahir ini bukan
sebagai hari yang istimewa bagiku. Tapi tidak dengan orang yang ada
disekitarku, beberapa orang mulai mengucapkan “Selamat” dan doanya untukku, mulai dari twitter, facebook, sms,
telepon, atau memberikan ucapan langsung. Aku masih berusaha biasa saja, dengan
menanggapi sekenanya saja.
Setelah
menyelesaikan pekerjaan rumah, aku bergegas menuju ruang segi delapan masjid
kampus UGM. Hari itu ada kunjungan dari Keluarga Mahasiswa Muslim Pertanian
(KMMP) ke Jama’ah Shalahuddin sebagai lembaga dakwah tingkat universitas yang
ada di UGM. Cukup kaget memang, ternyata yang hadir dalam kunjungan tersebut
hanya ikhwan. Aku berusaha memposisikan diriku senyaman mungkin karena
mayoritas yang ada di forum itu adalah ikhwan. Sambil meliput kunjungan KMMP,
tiba-tiba hapeku bergetar, sebuah sms masuk lagi ,”Milad mubarak”. Sekali lagi, aku berusaha biasa saja, hanya
menjawab sekenanya saja.
Selesai
kunjungan sekitar pukul sebelas, dengan menaiki motor warisan dari kakakku, aku
bergegas menuju balairung. Ada jadwal belajar bersama teman kuliahku untuk
persiapan ujian tengah semester. Sejak awal semester satu, aku memang selalu
menyempatkan waktu untuk belajar bersama sebelum Ujian. Setibanya di balairung,
yang menjadi tempat untuk belajar kali ini, lagi-lagi aku disambut dengan
senyuman manis dari sahabat-sahabatku dan ucapan "Selamat Ulang Tahun ya viraa" Aku masih saja menjawab
sekenanya sambil tersenyum, "iya,
terimakasih ya.."
Petang hari
pun tiba, baru saja aku pulang dari belajar, terdengar akhwat memanggilku dari
balik jendela kamar.
"Viraa..." Suara yang tak asing bagiku. Jelas saja, itu hanna. akhwat yang sering bermain bersamaku. Ia biasa kupanggil hanna michi.
Kusambut dengan sambutan seperti biasanya, "Iya hanna.. masuk.." Saat ia memasuki kamarku, sekilas wajahnya tampak seperti menahan kecewa, setelah bercerita apa penyebabnya, akhirnya kuajak saja dia untuk makan malam bersama keluargaku. Hari itu orangtuaku datang menjengukku. Setelah mempersiapkan diri, dengan menaiki motor yang kuberi nama "piter", kami pun melaju menuju arah JEC, ke rumah pakdhe-ku.
"Viraa..." Suara yang tak asing bagiku. Jelas saja, itu hanna. akhwat yang sering bermain bersamaku. Ia biasa kupanggil hanna michi.
Kusambut dengan sambutan seperti biasanya, "Iya hanna.. masuk.." Saat ia memasuki kamarku, sekilas wajahnya tampak seperti menahan kecewa, setelah bercerita apa penyebabnya, akhirnya kuajak saja dia untuk makan malam bersama keluargaku. Hari itu orangtuaku datang menjengukku. Setelah mempersiapkan diri, dengan menaiki motor yang kuberi nama "piter", kami pun melaju menuju arah JEC, ke rumah pakdhe-ku.
Setelah tiba
disana, orangtuaku langsung menyambutku
dengan pelukan hangat. Aku takzim mencium
tangan keduanya, sembari mengucap salam dan memeluk mereka, melepas rasa rindu
setelah beberapa lama tak bertemu. Setelah berbincang-bincang dan
memperkenalkan hanna kepada keluargaku akhirnya kami kembali melanjutkan perjalanan
menuju “ikan bakar” tak jauh dari rumah pakdhe-ku. Di sana lagi-lagi ucapan yang
sama kudengar. Kali ini dari kedua orang tuaku. “Selamat ulang tahun” dan makan
malam itu dibuka dengan doa untukku yang telah bertambah batang usianya, namun
berkurang kontrak hidupnya. Disitu, perasaanku menjadi tak biasa, aku bahagia.
Jujur, aku bahagia, aku tak bisa menutupi kepura-puraanku lagi. Aku bahagia
karena masih ada yang perhatian denganku, Aku bahagia bisa merasakan nikmatnya
cinta karena-Nya. Tiba-tiba hapeku berbunyi, tanda ada sms masuk, “ Pir.. lagi dirumah? “ sms dari nisa, seorang akhwat yang kukenal sejak pertama kali masuk ke UGM. Qadarulah, Kami sering dipertemukan bersama, mulai dari Ospek Pascal MIPA, tekad, agenda RDK JS (buma) 1431 H, PMB, BPMPA, Pemandu AAI bersama, dan masih banyak lagi. Segera kujawab smsnya: "Aku lagi makan sama hanna michi ni.." Setelah makan malam, aku dan hanna pamit untuk pulang ke kontrakanku di jalan kaliurang.
Sekitar tiga puluh menit perjalanan, akhirnya tiba juga di kediamanku. Ketika sampai di depan pintu kamar, tergeletak sebuah kotak putih dengan sebuah kado diatasnya. Sebuah kertas berwarna jeruk bertuliskan,"Barakallah fii umurik. Semoga umurnya barakah.. Semoga langkah dakwahnya semakin kuat..." Segera kuambil kotak putih berisi roti yang ternyata dari Mbak Nurul juga kado yang ternyata dari Nisa itu. Sekali lagi, aku bahagia. Aku tak bisa menutupi kebahagiaanku. Aku bahagia dengan perhatian yang kalian berikan.
Esok paginya, tanggal delapan bulan empat, hari ahad. Agenda rutinku untuk dugem alias duduk gembira melingkar pun tiba. Setelah sepekan kemarin aku ijin karena ada training kepemimpinan Jama'ah Shalahuddin I yang tempatnya cukup jauh sehingga tidak memungkinkan aku untuk datang, rasanya rindu sekali. Sangat rindu untuk bersua dengan mereka pejuang terdepan, yang selama ini bersama untuk men-tarbiyyah diri menjadi generasi yang Qur'ani yang Manhaji. Generasi yang menjadi batu bata dalam bangunan dakwah ini. Generasi yang menjadikan Al-Qur'an sebagai ruh dalam gerak dakwahnya. Mereka sosok yang selalu kurindu, kukagumi, dan kucintai karena-Nya.
Seperti biasa, setelah menyampaikan materi, ada sesi qadhaya rawa'i dimana aku bisa bercerita tentang kisah ku selama sepekan. Karena aku terlambat, maka aku mendapat giliran terakhir dalam sesi ini. Usai giliranku bercerita, salah satu diantara mereka mengeluarkan sebuah kado dengan bungkus batik ungu untukku. Aku kaget memang, tapi lagi-lagi aku berusaha biasa saja. Kuterima dan kuucapkan terimakasih kepada mereka sembari bercerita bahwa hari aku mulai memposisikan hari lahir ku sebagai hari yang biasa saja. Dengan perasaan sedikit deg-degan kubuka bungkus kado itu, dan tes... air mataku tumpah.. aku tak sanggup menahan tangis bahagiaku lagi kini. Pecah sudah tangisku. Saudara-saudaraku ma'rifat sekali. denganku. Sebuah Al-Qur'an tafsir per kata yang telah kuincar selama ini menjadi saksi ukhuwah diantara kami. Disaat aku mulai terjatuh karena aku harus berlari mengejar target hafalanku, ternyata saudara-saudaraku ini mengulurkan tangannya untukku. Agar kembali bangkit dan berlari untuk mencapai targetku. Jazakumullah ukh..
Aku melanjutkan hariku, kali ini aku menuju masjid kampus UGM untuk mengikuti agenda rutin sekolah jurnalistik bersama teman-teman Media Centre JS. Materi hari itu tentang bagaimana menulis reportase. Setelah sekolah jurnalistik, sekitar pukul 10.30 aku menuju lantai dua sekretariat Jama'ah Shalahuddin. Mbak Nurul, kadept ekstern JS 1431 H telah menantiku untuk shalahuddin learning group (SLG), nama halaqah lembaga di JS. Karena aku sudah ada janji untuk bertemu seseorang jam 11.30. Dalam lingkaran itu, sebenarnya ada beberapa saudara seperjuanganku di JS. Tapi yang hadir saat itu hanya aku, nisa dan hanna. Mungkin yang lain sedang ada agenda lebih dulu. Setelah berbincang beberapa saat di lingkaran itu, mbak Nurul mengeluarkan sebuah kotak kado cantik dari tasnya. Deg! perasaan yang sama muncul. Aku bahagia. Kubuka kado itu dan semakin bertambah bahagia rasanya. Sebuah jam tangan cantik menjadi saksi ukhuwah diantara kami. Kali ini aku tak menangis, mungkin lebih tepatnya menahan tangisku. Sebuah kertas putih dengan warna-warni spidol berisi doa untukku dari saudara Shalahuddina-ku.
Hari lahirku memang bukanlah hari spesial, tapi perhatian kalian itu yang spesial. Hari lahirku biasa saja, tapi persaudaraan diantara kita yang luar biasa. Persaudaraan yang terjalin dengan ikatan aqidah, ikatan terkuat kita.. Ini memang hari biasa, tapi ukhuwah diantara kita yang luar biasa. Uhibbukumfillah..
Seperti biasa, setelah menyampaikan materi, ada sesi qadhaya rawa'i dimana aku bisa bercerita tentang kisah ku selama sepekan. Karena aku terlambat, maka aku mendapat giliran terakhir dalam sesi ini. Usai giliranku bercerita, salah satu diantara mereka mengeluarkan sebuah kado dengan bungkus batik ungu untukku. Aku kaget memang, tapi lagi-lagi aku berusaha biasa saja. Kuterima dan kuucapkan terimakasih kepada mereka sembari bercerita bahwa hari aku mulai memposisikan hari lahir ku sebagai hari yang biasa saja. Dengan perasaan sedikit deg-degan kubuka bungkus kado itu, dan tes... air mataku tumpah.. aku tak sanggup menahan tangis bahagiaku lagi kini. Pecah sudah tangisku. Saudara-saudaraku ma'rifat sekali. denganku. Sebuah Al-Qur'an tafsir per kata yang telah kuincar selama ini menjadi saksi ukhuwah diantara kami. Disaat aku mulai terjatuh karena aku harus berlari mengejar target hafalanku, ternyata saudara-saudaraku ini mengulurkan tangannya untukku. Agar kembali bangkit dan berlari untuk mencapai targetku. Jazakumullah ukh..
Aku melanjutkan hariku, kali ini aku menuju masjid kampus UGM untuk mengikuti agenda rutin sekolah jurnalistik bersama teman-teman Media Centre JS. Materi hari itu tentang bagaimana menulis reportase. Setelah sekolah jurnalistik, sekitar pukul 10.30 aku menuju lantai dua sekretariat Jama'ah Shalahuddin. Mbak Nurul, kadept ekstern JS 1431 H telah menantiku untuk shalahuddin learning group (SLG), nama halaqah lembaga di JS. Karena aku sudah ada janji untuk bertemu seseorang jam 11.30. Dalam lingkaran itu, sebenarnya ada beberapa saudara seperjuanganku di JS. Tapi yang hadir saat itu hanya aku, nisa dan hanna. Mungkin yang lain sedang ada agenda lebih dulu. Setelah berbincang beberapa saat di lingkaran itu, mbak Nurul mengeluarkan sebuah kotak kado cantik dari tasnya. Deg! perasaan yang sama muncul. Aku bahagia. Kubuka kado itu dan semakin bertambah bahagia rasanya. Sebuah jam tangan cantik menjadi saksi ukhuwah diantara kami. Kali ini aku tak menangis, mungkin lebih tepatnya menahan tangisku. Sebuah kertas putih dengan warna-warni spidol berisi doa untukku dari saudara Shalahuddina-ku.
"Vira.. Aku ingin terlibat dalam kehidupanmu.. Semangat!" (ipeh)
"Barakallahu fii umurik ukhty sholihaah ^_^ Semoga di Umur yang semakin berkurang, namun semakin banyak amal karena umur hanya akan bertambah seiring bertambahanya amal, makin berbakti ma mamapapa, makin sayang dan disayang semua orang, sukses fiidunya wal akhirat. Uhibbukifillah :')" (Yuni)
"Vira sayang.. Barakallah fii umrik ya dek.. moga ukhuwah ini tetap terjaga ^_^ cemungudh eaaa "(Mbak Nurul)
"Barakallahu fii umurik ya ukhti.. Semoga apa yang anti cita-citakan tercapai.." (Diah)
"Met milad ukhti vira. Semoga perjalanan dakwahnya lancar dan berkah. Dan cita-citanya tercapai.. "(Amalia)
"Barakallah fii umurik ukhti sholihah.. Semoga sisa umurmu yang semakin berkurang, semakin barokah dan bermanfaat untuk orang-orang di sekitarmu.. Semoga menjadi pribadi yang baik dan jadi lebih baik ^_^ (Nisa)
Aku teringat dengan sabda Rasulullah, "Saling memberi hadiahlah sesama kalian, niscaya kalian saling mencintai". Aku bahagia saudaraku. Sungguh aku bahagia memiliki saudara seperti kalian. Aku tahu, ikatan diantara kita bukanlah ikatan semu. Allah yang telah mempersatukan hati-hati kita. Semoga Allah membalas kebaikan kalian, mempertemukan kembali kita di syurga-Nya kelak.. Aamiin.."Tambah 'tinggi' ya pir.. Zzzttzz.. 10 meter. Tinggi> Filosofi dalem. sesuatu².. " (nainikan.hanna)
Hari lahirku memang bukanlah hari spesial, tapi perhatian kalian itu yang spesial. Hari lahirku biasa saja, tapi persaudaraan diantara kita yang luar biasa. Persaudaraan yang terjalin dengan ikatan aqidah, ikatan terkuat kita.. Ini memang hari biasa, tapi ukhuwah diantara kita yang luar biasa. Uhibbukumfillah..
Barakallah fii umruki...Salam Kenal ^_^
BalasHapusAKu tahu itu jam dari ....hehehe...^ ^
BalasHapusLucu...
ryu_stik :) salam kenal juga ukhty... jazakillah
BalasHapusIsmi Sarah: iya sarah.. dari kalian.. :) Shalahuddina 2010 ^_^
barter link donk mba :D
BalasHapusudah kan.. :)
BalasHapusAsalamu alaikum thank you for sharing, a good read, feel free to visit my new bloglet "A Good Friend"
BalasHapusWa'alaykumussalam.. :) oke
BalasHapus